Minggu, 08 Juni 2014

Rahasia Keteguhan

0 komentar
Kata mereka, jalan kebenaran itu panjang.
Maka hanya mereka yang jujur mencintai kebenaranlah yang bisa bertahan.

Milikilah Cinta ?

Aku bertanya.
Apa rahasia keteguhan Cinta ?
Kata mereka ..
Rahasia keteguhannya adalah kesabaran.

Aku bertanya.
Dari mana kesabaran itu lahir ?
Siapa ibu kandung kesabaran ?
Kata mereka ..
Ibu kandung kesabaran adalah keyakinan.
Itu kata mereka.

Aku bertanya lagi,
Apa saja yang menopang keyakinan pada diri setiap orang ?
Kata merek ..
Ada tiga hal yang menopang keyakinan, agar ia terus berdiri tegak.

Selasa, 16 April 2013

Antara Islam, Politik & Dakwah

0 komentar

Apakah politik bagian dari Islam ?? Pertanyaan ini begitu banyak dipertanyakan oleh banyak pihak. Sehingga menimbulkan pro dan kontra dalam menanggapinya antara politik dan Islam. Bahkan ada juga pihak lain yang mempertanyakan antara politik dan dakwah.

Islam bukan sekadar di masjid. Bukan hanya puasa, shalat, haji dan ibadah yang hanya ritual saja.  Namun, Islam merupakan sistem hidup yang menyeluruh (syumul) yang aturan-aturannya berkaitan dengan semua aspek dan bidang kehidupan manusia. Artinya, Islam mengajarkan baik ritual, spiritual dan moral dan hal yang lain dalam kehidupan. “Wahai orang-orang yang beriman, masuklah Islam secara kaffah (menyeluruh) dan janganlah kamu mengikut jejak syaitan, sesungguhnya (syaitan itu) adalah musuh yang jelas bagi kamu” [Al-Baqarah: 208]

Senin, 15 April 2013

Koalisi Cinta dan Politik Ala Rasulullah

0 komentar
Menarik sekali mencermati setiap jejak kehidupan Beliau. Dalam diamnya, ada hikmah kesabaran. Disetiap tebasan pedangnya ada arti perjuangan dan kerja keras tak kenal lelah. Begitupun dalam pernikahannya. Beliau tak sekedar menebar cinta. Ada motif lain yang ingin diraih. Tentu morif ini dalam rangka memperkokoh dakwah Islam.

Saat Rasulullah mempersunting Khadijah. Tak semata hanya lantaran Khadijah saudagar kaya dan berparas jelita. Prof. DR. Muh. Rawas Qol'ahji dalam bukunya "Sirah Nabawiyah dalam Tinjauan Politis" mengemukakan, setidaknya ada dua hal yang mendorong Rasulullah mempersunting Khadijah dan tidak melakukan poligami saat bersama dengannya.

5 Negara Maju Tanpa Ujian Nasional

0 komentar

UN ?????

Sekarang lagi musim Ujian Nasional. Untuk Apakah Ujian Nasional Sebetulnya? Apakah Ujian nasional mutlak diperlukan? Berikut 5 Negara Maju Tanpa Ujian Nasional dan ternyata tidak menerapkan ujian nasional pada sistem pendidikannya.. Kira kira negara mana saja yang masuk ke 5 Negara Maju Tanpa Ujian Nasional ,mari kita simak ulasan satu persatu ke 5 Negara Maju Tanpa Ujian Nasional berikut ini :

[1]. Finlandia
Finlandia sebagai negara dengan system pendidikan termaju di dunia tidak mengenal yang namanya Ujian Nasional. Evaluasi mutu pendidikan sepenuhnyadipercayakan kepada para guru sehingga negara berkewajiban melatih dan mendidik guru guru agar bisa melaksanakan evaluasi yang berkualitas. Setiap akhir semester siswa menerima laporan pendidikan berdasarkan evaluasi yang sifatnya personal dengan
tidak membandingkan atau melabel para siswa dengan peringkat juara seperti yang telah menjadi tradisi pendidikan kita. Mereka sangat meyakini bahwa setiap individu adalah unik dan memiliki kemampuan yang berbeda beda. Di Finlandia profesi guru adalah profesi yang paling terhormat. Dokter justru berada dibawah peringkat guru.

Seni Mencintai Dakwah

0 komentar

“Cinta kita pada dakwah inilah yang akhirnya membuat energi kita selalu besar, selalu ada, dan terus ada untuk memperjuangkan dakwah kita,” [Cahyadi Takariawan]


Alhamdulillah, ikhwah, dakwah kita saat ini sedang berada dalam kondisi transisi, transisi dari satu tahapan satu ke tahapan yang lain. Transisi dari mihwar muassasi ke mihwar dauli. Maka untuk menuju mihwar yang lebih luas tersebut, dimana tantangan yang kita hadapi akan semakin kompleks, dibutuhkan profil – profil seorang negarawan sejati. Ketika kita mengingkan mihwar daulah, maka mental kita harus dirubah, menjadi memiliki mental daulah, seorang rijaluddaulah.

Ikhwah, ada satu kisah menarik yang ingin saya sampaikan kepada antum semua, yaitu tentang energi cinta dalam dakwah ini. Energi cinta kita dalam dakwah inilah yang membuat kita sampai saat ini masih tetap istiqomah untuk terus membersamai dakwah. Energi cinta itulah yang menjadi daya penguat kita sehingga kita bisa tetap eksis berada dalam kereta dakwah ini, meskipun terpaan angin, rintangan, halangan itu terus saja menghalangi kita, tetapi hal itu justru membuat kita makin kuat saja dalam dakwah ini, dan hal itu karena satu hal. Kita begitu mencintai dakwah ini. 

Kamis, 22 November 2012

Serba - Serbi Assyura

0 komentar
Assyura adalah hari kesepuluh bulan Muharram. Biasanya Assyura di sambut dengan gembira sama halnya datangnya Ramadhan. Loh kog bisa ? 
Dari Ibnu Abbas radhiyallahu 'anhuma, berkata: “Nabi shallallaahu 'alaihi wasallam tiba di Madinah dan melihat orang Yahudi berpuasa pada hari ‘Asyura. Beliau bertanya, “Apa ini?” Mereka menjawab, “Ini adalah hari baik. Pada hari ini Allah telah menyelamatkan Bani Israil dari musuh mereka, maka Musa berpuasa padanya” Beliau menjawab, “Maka saya lebih berhak terhadap Musa daripada kalian.” Lalu beliau berpusa dan memerintahkan agar berpusa padanya.” (HR. Al-Bukhari no. 1865) dalam riwayat Muslim, “Ini hari yang agung, di mana pada hari itu Allah telah menyelamatkan Musa dan kaumnya serta menenggelamkan Fir’an dan kaumnya.”
Sedangkankan kalimat “Maka Musa berpuasa padanya,” dalam riwayat muslim dengan redaksi lain, “Sebagai bentuk syukur kepada Allah Ta’ala, maka kami berpuasa padanya.”
Dalam riwayat al-Bukhari, “Dan kami berpuasa padanya untuk mengagungkannya.” Sedangkan dalam riwayat Ahmad dengan tambahan, “Hari itu adalah hari mendaratnya perahu Nuh di atas gukit al-Judiy, maka Nuh 'alaihis salam berpuasa padanya.”
Sedangkan sabda beliau, “Dan memerintahkan berpuasa padanya,” pada riwayat lain dalam shahih al-Bukhari, “Maka beliau bersabda kepada para sahabatnya, ‘Kalian lebih berhak terhadap Musa daripada mereka, maka berpuasalah’.”
Sesungguhnya puasa ‘Asyura sudah dikenal sejak zaman jahiliyah sebelum diutusnya Nabi shallallaahu 'alaihi wasallam. Diriwayatkan dari ‘Aisyah radhiyallahu 'anha berkata, “Sesungguhnya orang-orang jahiliyah berpuasa ‘Asyura.” Menurut al-Qurthubi, boleh jadi bangsa Quraisy menyandarkan puasa ‘Asyura kepada syariat umat sebelumnya seperti Nabi Ibrahim 'alaihis salam. Dan telah diriwayatkan juga, bahwa Nabi shallallaahu 'alaihi wasallam berpuasa Asyura saat masih di Makkah sebelum hijrah ke Madinah. Maka ketika beliau hijrah ke Madinah, beliau mendapati orang-orang Yahudi berpesta pada hari itu. Lalu beliau bertanya kepada mereka tentang sebabnya. Mereka menjawab sebagaimana yang disebutkan dalam hadits di atas. Lalu Nabi shallallaahu 'alaihi wasallam memerintahkan agar menyelisihi mereka supaya tidak menjadikannya sebagai hari besar sebagaimana yang diterangkan dalam hadits Abu Musa. Dia berkata, “Adalah hari ‘Asyura dijadikan oleh orang Yahudi sebagai hari besar (hari raya).” Dalam riwayat Muslim, “Adalah hari ‘Asyura diagungkan oleh orang Yahudi dan dijadikan sebagai hari besar (hari raya).” Dalam redaksi lain dalam riwayat Muslim, “Adalah penduduk Khaibar (Yahudi)  menjadikannya sebagai hari besar (hari raya). Mereka memakaikan perhiasan dan pakaian indah kepada kaum wanitanya.” Lalu beliau shallallaahu 'alaihi wasallam bersabda, “Maka berpuasalah kalian padanya.” (HR. al-Bukahri)
Secara zahir, perintah berpuasa pada hari ‘Asyura untuk menyelisihi orang Yahudi sehingga hari yang mereka rayakan untuk bersenang-senang kita diperintahkan untuk berpuasa padanya. Karena pada hari raya tidak boleh berpuasa.” (Ringkasan dari keterangan Ibnul Hajar rahimahullaah dalam Fath al-Baari Syarah Shahih al-Bukhari)