Kata mereka, jalan kebenaran itu panjang.
Maka hanya mereka yang jujur mencintai kebenaranlah yang bisa bertahan.
Milikilah Cinta ?
Aku bertanya.
Apa rahasia keteguhan Cinta ?
Kata mereka ..
Rahasia keteguhannya adalah kesabaran.
Aku bertanya.
Dari mana kesabaran itu lahir ?
Siapa ibu kandung kesabaran ?
Kata mereka ..
Ibu kandung kesabaran adalah keyakinan.
Itu kata mereka.
Aku bertanya lagi,
Apa saja yang menopang keyakinan pada diri setiap orang ?
Kata merek ..
Ada tiga hal yang menopang keyakinan, agar ia terus berdiri tegak.
Minggu, 08 Juni 2014
Rabu, 17 April 2013
Selasa, 16 April 2013
Antara Islam, Politik & Dakwah
Apakah politik bagian dari Islam ?? Pertanyaan ini begitu banyak dipertanyakan
oleh banyak pihak. Sehingga menimbulkan pro dan kontra dalam menanggapinya
antara politik dan Islam. Bahkan ada juga pihak lain yang mempertanyakan antara
politik dan dakwah.

Senin, 15 April 2013
Koalisi Cinta dan Politik Ala Rasulullah
Menarik
sekali mencermati setiap jejak kehidupan Beliau. Dalam diamnya, ada hikmah
kesabaran. Disetiap tebasan pedangnya ada arti perjuangan dan kerja keras tak
kenal lelah. Begitupun dalam pernikahannya. Beliau tak sekedar menebar cinta.
Ada motif lain yang ingin diraih. Tentu morif ini dalam rangka memperkokoh
dakwah Islam.

5 Negara Maju Tanpa Ujian Nasional
UN ?????
Sekarang lagi musim Ujian Nasional. Untuk Apakah Ujian Nasional
Sebetulnya? Apakah Ujian nasional mutlak diperlukan? Berikut 5 Negara Maju
Tanpa Ujian Nasional dan ternyata tidak menerapkan ujian nasional pada sistem
pendidikannya.. Kira kira negara mana saja yang masuk ke 5 Negara Maju Tanpa
Ujian Nasional ,mari kita simak ulasan satu persatu ke 5 Negara Maju Tanpa
Ujian Nasional berikut ini :
[1]. Finlandia
Finlandia sebagai negara dengan system pendidikan termaju di dunia
tidak mengenal yang namanya Ujian Nasional. Evaluasi mutu pendidikan
sepenuhnyadipercayakan kepada para guru sehingga negara berkewajiban melatih
dan mendidik guru guru agar bisa melaksanakan evaluasi yang berkualitas. Setiap
akhir semester siswa menerima laporan pendidikan berdasarkan evaluasi yang
sifatnya personal dengan
tidak membandingkan atau melabel para siswa dengan peringkat juara
seperti yang telah menjadi tradisi pendidikan kita. Mereka sangat meyakini
bahwa setiap individu adalah unik dan memiliki kemampuan yang berbeda beda. Di
Finlandia profesi guru adalah profesi yang paling terhormat. Dokter justru
berada dibawah peringkat guru.
Seni Mencintai Dakwah
“Cinta kita pada dakwah inilah yang akhirnya membuat energi kita selalu besar, selalu ada, dan terus ada untuk memperjuangkan dakwah kita,” [Cahyadi Takariawan]
Alhamdulillah, ikhwah, dakwah kita saat ini sedang berada
dalam kondisi transisi, transisi dari satu tahapan satu ke tahapan yang lain.
Transisi dari mihwar muassasi ke mihwar dauli. Maka untuk menuju mihwar yang
lebih luas tersebut, dimana tantangan yang kita hadapi akan semakin kompleks,
dibutuhkan profil – profil seorang negarawan sejati. Ketika kita mengingkan
mihwar daulah, maka mental kita harus dirubah, menjadi memiliki mental daulah,
seorang rijaluddaulah.
Ikhwah, ada satu kisah menarik yang ingin saya
sampaikan kepada antum semua, yaitu tentang energi cinta dalam dakwah ini.
Energi cinta kita dalam dakwah inilah yang membuat kita sampai saat ini masih
tetap istiqomah untuk terus membersamai dakwah. Energi cinta itulah yang
menjadi daya penguat kita sehingga kita bisa tetap eksis berada dalam kereta
dakwah ini, meskipun terpaan angin, rintangan, halangan itu terus saja
menghalangi kita, tetapi hal itu justru membuat kita makin kuat saja dalam
dakwah ini, dan hal itu karena satu hal. Kita begitu mencintai dakwah ini.
Kamis, 22 November 2012
Serba - Serbi Assyura
Assyura adalah hari kesepuluh bulan Muharram. Biasanya Assyura di sambut dengan gembira sama halnya datangnya Ramadhan. Loh kog bisa ?
Dari Ibnu Abbas radhiyallahu 'anhuma,
berkata: “Nabi shallallaahu 'alaihi wasallam tiba di Madinah dan
melihat orang Yahudi berpuasa pada hari ‘Asyura. Beliau bertanya, “Apa ini?”
Mereka menjawab, “Ini adalah hari baik. Pada hari ini Allah telah menyelamatkan
Bani Israil dari musuh mereka, maka Musa berpuasa padanya” Beliau menjawab,
“Maka saya lebih berhak terhadap Musa daripada kalian.” Lalu beliau berpusa dan
memerintahkan agar berpusa padanya.” (HR. Al-Bukhari no. 1865) dalam riwayat
Muslim, “Ini hari yang agung, di mana pada hari itu Allah telah menyelamatkan
Musa dan kaumnya serta menenggelamkan Fir’an dan kaumnya.”
Sedangkankan kalimat “Maka Musa berpuasa
padanya,” dalam riwayat muslim dengan redaksi lain, “Sebagai bentuk syukur
kepada Allah Ta’ala, maka kami berpuasa padanya.”
Dalam riwayat al-Bukhari, “Dan kami berpuasa
padanya untuk mengagungkannya.” Sedangkan dalam riwayat Ahmad dengan tambahan,
“Hari itu adalah hari mendaratnya perahu Nuh di atas gukit al-Judiy, maka Nuh 'alaihis
salam berpuasa padanya.”
Sedangkan sabda beliau, “Dan memerintahkan
berpuasa padanya,” pada riwayat lain dalam shahih al-Bukhari, “Maka beliau
bersabda kepada para sahabatnya, ‘Kalian lebih berhak terhadap Musa daripada
mereka, maka berpuasalah’.”
Sesungguhnya puasa ‘Asyura sudah dikenal sejak
zaman jahiliyah sebelum diutusnya Nabi shallallaahu 'alaihi wasallam.
Diriwayatkan dari ‘Aisyah radhiyallahu 'anha berkata, “Sesungguhnya
orang-orang jahiliyah berpuasa ‘Asyura.” Menurut al-Qurthubi, boleh jadi bangsa
Quraisy menyandarkan puasa ‘Asyura kepada syariat umat sebelumnya seperti Nabi
Ibrahim 'alaihis salam. Dan telah diriwayatkan juga, bahwa Nabi shallallaahu
'alaihi wasallam berpuasa Asyura saat masih di Makkah sebelum hijrah ke
Madinah. Maka ketika beliau hijrah ke Madinah, beliau mendapati orang-orang
Yahudi berpesta pada hari itu. Lalu beliau bertanya kepada mereka tentang
sebabnya. Mereka menjawab sebagaimana yang disebutkan dalam hadits di atas.
Lalu Nabi shallallaahu 'alaihi wasallam memerintahkan agar menyelisihi
mereka supaya tidak menjadikannya sebagai hari besar sebagaimana yang
diterangkan dalam hadits Abu Musa. Dia berkata, “Adalah hari ‘Asyura dijadikan
oleh orang Yahudi sebagai hari besar (hari raya).” Dalam riwayat Muslim,
“Adalah hari ‘Asyura diagungkan oleh orang Yahudi dan dijadikan sebagai hari
besar (hari raya).” Dalam redaksi lain dalam riwayat Muslim, “Adalah penduduk
Khaibar (Yahudi) menjadikannya sebagai hari besar (hari raya). Mereka
memakaikan perhiasan dan pakaian indah kepada kaum wanitanya.” Lalu beliau shallallaahu
'alaihi wasallam bersabda, “Maka berpuasalah kalian padanya.” (HR.
al-Bukahri)
Secara zahir, perintah berpuasa pada hari ‘Asyura
untuk menyelisihi orang Yahudi sehingga hari yang mereka rayakan untuk
bersenang-senang kita diperintahkan untuk berpuasa padanya. Karena pada hari
raya tidak boleh berpuasa.” (Ringkasan dari keterangan Ibnul Hajar rahimahullaah
dalam Fath al-Baari Syarah Shahih al-Bukhari)
Langganan:
Postingan (Atom)